Sabtu, 22 Februari 2014

Aksi Brutal Mahasiswa

Konflik sosial atau  aksi brutal dikalangan mahasiswa menjadi salah satu persoalan besar yg mengemuka sepanjang tahun.Kemarahan dan kekerasan, seolah menggantikan sopan-santun dan jiwa gotong royong yg dulu acap dislogankan diruang-ruang public. Kini cap yg gampang melekat bukan lagi bangsa yg ramah, melainkan bangsa yg mudah marah. Konflik antarmahasiswa itu bertebaran hampir diseluruh universitas.

Konflik sosial ini telah terjadi hampir semua strata sosial dan pendidikan. Sejumlah kampus tercatat kerap melakukan aksi tawuran. Konflik antarmahasiswa yg terjadi di tanah air dipicu oleh beragam faktor. Ada konflik yg terjadi akibat sebab tunggal,tetapi tidak sedikit yg disebabkan oleh beberapa faktor yg saling terkait. Secara umum ada beberapa sebab yg melatarbelakangi konflik sosial yg terjadi ditengah-tengah mahasiswa. Diantaranya; Primordialisme dan persaingan antar kelompok, perbedaan mayoritas dan minoritas yg dapat menimbulkan kesenjangan sosial, sikap diskriminatif, dan sebagainya.

Adapun faktor lain yang melatarbelakangi berbagai aksi-aksi mahasiswa tersebut,ada yang bersifat sederhana dan ada juga yang sifatnya kompleks. Konflik sosial yang sifatnya sederhana biasanya terjadi akibat sebab tunggal,seperti kesalahpahaman antarindividu atau perbedaan pendapat yang disikapi dengan emosional. Adapun konflik yang sifatnya kompleks didalamnya terkandung muatan politis.

Keanekaragaman bangsa Indonesia tidak kemudian dijadikan alasan untuk pemakluman konflik sosial  atau aksi kriminal dikalangan mahasiswa. Bukankah Indonesia memiliki konsep bhineka tunggal ika yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan meskipun berbeda-beda? Dalam hal ini kita sudah bisa melihat bahwa dengan kebhinekaannya bangsa Indonesia tidak dapat bersatu,karena sejatinya bangsa Indonesia didalamnya tercerai berai.Alhasil,kita pun mampu menilai bahwa bhineka tunggal ika telah gagal menyatukan bangsa indonesia yang heterogen.

Dan sebagaimana dipaparkan diatas bahwasanya penyebab dari apa yg terjadi tersebut salah satu pemicunya adalah kegagalan bhineka tunggal ika. Pada bagian inilah kesahihan konsep bhineka tunggal ika perlu dikritisi. Persatuan dan kesatuan juga kerukunan yang selama ini diyakini terbentuk dengan konsep itu ternyata belum bisa menghasilkan kerukunan sejati. Kebersamaan yg terbentuk adalah kerukunan semu, tidak mampu menciptakan perasaan ingroup pada semua elemen yang ada.

Ajaran Bhineka tunggal ika hanya hidup dibuku-buku pelajaran dan perkuliahan, namun ironisnya, mahasiswa sendiri tidak  menumbuhkan jiwa bhineka tunggal ikanya, tidak  sanggup merekatkan pemikiran dan perasaan mahasiswa. Kebersamaan yang tercipta pun bisa diibaratkan seperti bara dalam sekam. Diam tetapi permusuhan tetap menyala. Kasus tersebut adalah gambaran betapa rapuhnya ikatan kebersamaan  yg pada akhirnya muncul slogan’senggol bacok’.

Jumlah remaja (mahasiswa) yg relative besar merupakan unsure prestise suatu bangsa, dan tentunya dengan jumlah tersebut, dapat menjadi modal besar untuk kemajuan dan kebangkitan. Tentu dengan catatan, apabila mereka mempunyai kepribadian dan kualitas hidup yang baik. Sayangnya, sepanjang tahun kabar dari dunia remaja khususnya mahasiswalah yang banyak mengisi headline media massa yang didominasi  oleh berita miring dan negative. Kasus kenakalan Mahasiswa dengan berbagai bentuk tak henti-hentinya menjadi trending topic, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Berbagai tindakan mahasiswa yang menyimpang itu sudah melampaui batas dan sudah menjurus pada tindakan kejahatan atau kriminalitas. Maraknya tawuran yang menimbulkan banyak korban, maraknya pornografi dengan pelaku utama mahasiswa, merebaknya seks bebas dan pelacuran, pemakaian narkoba yang meningkat pesat dikalangan remaja atau mahasiswa, jelas tidak bisa dianggap sebagai sebuah kenakalan biasa. Semua itu layak disebut sebagai tindakan kejahatan atau kriminalitas.

Kondisi ini merupakan buah yang harus dipetik dari penerapan system pendidikan di negeri ini. Sistem pendidikan secular kapitalis telah mengabaikan aspek pembentukan kepribadian dan karakter remaja.Berbagai  jenjang Universitas sebagai institusi pendidikan alih-alih mencetak remaja yang berkualitas yang memiliki kepribadian yang kuat, namun justru menghasilkan remaja yang menciptakan banyak masalah. Sebenarnya potret pendidikan dikalangan mahasiswa pada umumnya, tidaklah semuanya hitam, tidak sedikit juga prestasi yang dipersembahkan oleh generasi muda tersebut. Dan potensi itu  akan semakin berkembang jika perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan itu lebih baik lagi, sementara system pendidikan yang ada sejatinya tidak lagi dilandasi prinsip kapitalisme secular, tetapi didasarkan pada system pendidikan islam.
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa system pendidikan Islam selalu menjunjung tinggi kebenaran. Tidak ada diskriminasi didalamnya, bahkan selalu memberikan jalan keluar bagi siapa saja yang menerapkannya. Tentu saja hal tersebut bisa memberikan solusi terbaik yang tengah menerpa Negeri ini. Kita semua berharap demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar